Pengalaman Unik
Mengajar Biologi di SMP Negeri 30
Semarang
Dari pengalaman nyata guru dalam proses
kegiatan belajar mengajar IPA-Biologi, pada siswa kelas VIII di SMP
Negeri 30 Semarang, ketika membelajarkan pokok bahasan Sistem Koordinasi
Manusia, menemukan berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut
yaitu; 1) hasil pengamatan guru, aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar masih rendah, ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa
yang mengajukan pendapat dalam menyelesaikan permasalahan yang diajukan oleh
guru, demikian juga pada saat kegiatan diskusi kelompok, 2) ketuntasan minimal
yang diperoleh siswa dari test formatif, yaitu 65% jumlah siswa yang
mendapatkan nilai, jadi ada 35% siswa yang belum tuntas untuk pokok bahasan
tersebut. Jika permasalahan-permasalahan ini tidak segera diatasi,
maka kriteria ketuntasan minimal untuk pokok bahasan tersebut tidak tercapai
dan akan berpengaruh terhadap ketidak tuntasan mata pelajaran IPA-Biologi.
Guru mencoba melakukan pendekatan lebih
intensif, untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, melalui
kegiatan wawancara. Hasil wawancara terhadap beberapa siswa yang mengalami
kesulitan belajar, ditemukan beberapa penyebab rendahnya aktivitas dan daya
serap siswa, terhadap penguasaan konsep Sistem Koordinasi Manusia. Pertama,
motivasi siswa untuk mempelajari pokok bahasan tersebut rendah, kurang percaya
diri untuk bisa menguasai konsep dan menganggap sulit. Kedua, Kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas masih berpusat pada guru (teacher concered),
siswa lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan guru. Belum memanfaatkan
lingkungan dan informasi berita surat kabar sebagai sumber belajar. Demikian
pula interaksi antar siswa dalam suatu kelompok belajar masih kurang, karena
hanya terbatas pada pekerjaan mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa), dimana materi
kegiatan dalam LKS masih berpusat pada buku (texbook oriented) dan
didominasi dengan hafalan bukan pada penerapan konsep, sehingga siswa tidak
dapat mengembangkan kemampuan membangun pengetahuan sendiri. Ketiga, soal tes,
pokok bahasan Sistem Koordinasi Manusia belum mempertanyakan soal-soal aplikasi
konsep dalam berbagai bidang kehidupan, tetapi masih berupa hafalan konsep,
sehingga siswa cenderung belajar dengan menghafal.
Temuan-temuan
guru dalam proses pembelajaran dan didukung hasil wawancara dengan siswa,
kemudian ditindaklanjuti dengan kerja sama dalam bentuk kolaborasi bersama
antara guru dan dosen, untuk mengatasi rendahnya kemampuan penguasaan konsep
pokok bahasan Sistem Koordinasi Manusia. Hasil kolaborasi menunjukkan bahwa,
penyebab munculnya permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran IPA-Biologi,
khususnya pokok bahasan tersebut, dikarenakan:
1. motivasi belajar siswa dan rasa
percaya diri rendah, karena belum diberi kesempatan untuk menyampaikan ide atau
pendapat pada proses pembelajaran
2. siswa belum diberi kesempatan untuk
membuat dan menampilkan hasil karya di depan kelas, dari hasil pembelajaran
tentang pokok bahasan tersebut
3. siswa juga belum diberi kesempatan
menerapkan konsep untuk memecahkan masalah, yang berkaitan dengan pokok bahasan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Upaya yang
dilakukan, agar permasalahan-permasalahan tersebut segera dapat diatasi. Guru
pengampu secara kolaborasi sepakat untuk melakukan suatu penelitian, mengenai
penggunaan model pembelajaran yang lebih mengutamakan pada aktivitas siswa
dalam membentuk pengetahuan sendiri, untuk meningkatkan penguasaan konsep
tersebut.
Pengalaman Unik Dalam Belajar Biologi
Di SMP:(SMP Negeri 1 Delitua)
Dari pengalaman saya belajar biologi di sekolah saya
semasa saya SMP (di SMP Negeri 1 Delitua). Saya melihat guru biologi saya
dengan bentuk tubuhnya besar, gemuk, suaranya serak-serak basah dan kejam.
Sehingga saya pun tidak suka melihat ibu itu mengajar biologi di kelas saya
itu. Banyak peraturan yang diberikan oleh ibu itu pada waktu masuk ke kelas
saya. Tetapi saya paling suka apabila ibu itu membawa kami ke laboratorium.
Karena kami bisa tahu bagaimana proses sebenarnya yang terjadi di dalam ilmu
biologi. Hal itu kami suka karena jika kami belajar di kelas ibu guru saya itu
selalu menggunakan metode ceramah saja.
Dengan adanya praktikum itu, membuat kami semakin semagat
belajar sehingga kami lebih mau belajar biologi di laboratorium. Dan karena
sering bosan kami belajar dengan guru tersebut. Suatu hari tanpa
disangka-sangka, guru kami itu bilang ”memang belajar biologi itu lebih enak
jika ada praktikumnya”, tetapi tidak semua materi biologi dapat dipraktekkan di
sekolah. Karena ada materi biologi yang tidak dapat dipraktikumkan di sekolah
ini dan diajarkan langsung.
Setiba suatu hari kami dikejutkan oleh guru biologi itu.
Ibuk itu meminta kami untuk melihat kotak yang ada di atas meja. Dan kotak itu
ternyata berisi banyak kertas-kertas yang sudah dituliskan oleh guru kami itu.
Dan tulisanya itu adalah nama-nama hewan yang ada di darat (contoh : kucing,
anjing, kuda dan lai-lain). Kami tidak tahu apa maksud dari kertas-kertas itu.
Dan guru kami menyuruh kami untuk meikirkan apa yang bisa kami jelaskan tentang
hewan-hewan darat tersebut. Dan kami semua diminta untuk mencontohkan bagaimana
hewan tersebut berbunyi dan makan. Dan disaat itu kami senang belajar biologi
karena dengan adanya pembelajaran itu, walaupun sedikit berisik karena banyak
ejekan sesama teman. Tetapi untungnya guru tersebut dapat mengatasinya.
Pembelajaran Biologi Yang Unik
Pembelajaran biologi di sekolah dapat dikatakan
unik, karena baik subjek mauun objek pembelajarannya memiliki karakter yang
khas. Objek pembelajaran biologi selain berhubungan dengan alam nyata
juga berkaitan dengan proses kehidupan yang masih abstrak bagi siswa. Untuk
mempelajari suatu dengan baik, belajar dengan aktif membantu untuk mendengar,
melihat, menyaimpaikan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikan
dengan yang lain. Dalam belajar aktif, yang paling penting siswa memecahkan
masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan dan melaksanakan
tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah mereka miliki atau yang akan dicapai
(Melvin, 2001).
Keberhasilan dalam proses
pembelajaran dipengaruhi oleh dua factor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, di
antaranya adalah kemampuan, minat motivasi, keaktivan belajar dan lain-lain. Salah
satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah metode mengajar, saat
ini masih banyak guru yang menganut paradigma lama yaitu guru masih menganggap
dalam proses pembelajaran hanya ada transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa. Guru masih menganggap siswa bagaikan botol kosong yang bisa diisi dengan
informasi-informasi yang dianggap perlu oleh guru. Guru biasanya mengajar
dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, dengar, catat, dan hafal.
Sehingga siswa menjadi bosen, pasif dan hanya mencatat saja.
Hasil observasi
(penelitian) terhadap proses pembelajaran Biologi dikelas X. 7 SMA Muhammadiyah
1 Surakarta menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas relatif masih
rendah dan berlangsung satu arah. Di kelas tersebut, kita cenderung pasif dan
motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran rendah. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang
mendengarkan penjelasan guru, bertanya kepada guru atau menjawab pertanyaan
dari guru, bahkan tidak jarang siswa diam saja atau bermain-main sendiri saat
guru sedang menerangkan pelajaran. Hasil pengamatan juga
menunjukkan
bahwa dalam mengajarkan suatu materi atau konsep tersebut
dengan
kehidupan sehari-hari.
Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa metode
mengajar yang digunakkan oleh guru tidak bervariasi. Siswa juga menyatakan
bahwa guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan suatu
konsep atau materi kepada siswa, guru hanya memberikan informasi, dan
mengharapkan siswa untuk menghafal dan
mengingatnya.
Kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi permasalan
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan seperti siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru pada setiap pembelajaran, siswa tidak mempunyai kemauan dalam
pembelajaran biologi, konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran
biologi, kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran biologi, siswa ramai di
kelas, hasil belajar siswa rendah, suasana pembelajaran yang cenderung pasif,
guru kurang kreatif dan kurang peka terhadap metode pembelajaran aktif dan
tidak ada keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat. Kelemahan-kelemahan di
atas merupakan masalah pembelajaran di kelas yang penting dan mendesak untuk
dipecahkan, karena interaksi dalam pembelajaran akan berjalan pincang dan
berakibat luas pada rendahnya mutu proses maupun luaran pembelajaran. Strategi
pembelajaran yang tidak tepat menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Strategi
pembelajaran yang tidak tepat disebabkan karena interaksi pembelajaran yang
berlangsung satu arah. Pembelajaran yang
cenderung
bersifat hafalan, dan pembelajaran yang tidak dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar